Kamis, 29 Oktober 2009
Tugas PROMKES
PERUBAHAN PERILAKU MASYARAKAT SEBAGAI DAMPAK PROMOSI KESEHATAN
Di susun oleh :
Kelompok 7
Dewi Sartika (S.08.240)
Herlina (S.08.250)
Nadia Apriyeni (S.08.260)
Rismainah Septina.A (S.08.271)
Rizki Arianti (S.08.272)
Ulvi Fahriah (S.08.282)
Kelas : A
AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA
BANJARMASIN
2009
Perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat terjadi melalui proses belajar. Belajar diartikan sebagai proses perubahan perilaku yang didasari oleh perilaku terdahulu.Dalam proses belajar ada tiga unsur pokok yang saling berkaitan yaitu masukan (input), proses, dan keluaran (output). lndividu atau masyarakat dapat merubah perilakunya bila dipahami faktor-faktor yang berpengaruh terhadap berlangsungnya dan berubahnya perilaku tersebut.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi perilaku seseorang, sebagian terletak di dalam individu sendiri yang disebut faktor intern dan sebagian terletak diluar dirinya yang disebut faktor ekstern, yaitu faktor lingkungan.
A. PERILAKU SEHAT DAN PERILAKU SAKIT
Berdasarkan batasan perilaku dari Skiner tersebut, maka perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang (organisme) terhadap stimulus objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, serta lingkungan. dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :.
1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintanance).
Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. oleh sebab itu perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari tiga aspek.
a. Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit.
b. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat. perlu dijelaskan di sini, bahwa kesehatan itu sangat dinamis dan relatif, maka dari itu orang yang sehatpun perlu diupayakan supaya mencapai tingkat kesehatan yang seoptimal mungkin.
c. Perilaku gizi (makanan dan minuman). makanan dan minuman dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan seseorang, tetapi sebaliknya makanan dan minuman dapat menjadi penyebab menurunnya kesehatan seseorang, bahkan dapat mendatangkan penyakit. hal ini sangat tergantung pada perilaku orang terhadap makanan dan minuman tersebut.
2. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan, atau sering disebut perilaku pencairan pengobatan (health seeking behavior)
Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan. tindakan atau perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri (self treatment) sampai mencari pengobatan ke luar negeri.
3. Perilaku kesehatan lingkungan
Adalah bagaimana seseorang merespons lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan sebagainya. sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya. dengan perkataan lain, bagaimana seseorang mengelola lingkungannya sehingga tidak mengganggu kesehatannya sendiri, keluarga, dan masyarakatnya.
4. Perilaku hidup sehat
Adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. perilaku ini mencakup antara lain :
1. Makan dengan menu seimbang (appropriate diet). menu seimbang di sini dalam arti kualitas (mengandung zat-zat gizi yang diperlukan tubuh), dan kuantitas dalam arti jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh (tidak kurang, tetapi juga tidak lebih). Secara kualitas mungkin di Indonesia dikenal dengan ungkapan empat sehat lima sempurna.
2. Olahraga teratur, yang juga mencakup kualitas (gerakan), dan kuantitas dalam arti frekuensi dan waktu yang digunakan untuk olahraga. dengan sendirinya kedua aspek ini akan tergantung dari usia, dan status kesehatan yang bersangkutan.
3. Tidak merokok. merokok adalah kebiasaan jelek yang mengakibatkan berbagai macam penyakit. Ironisnya kebiasaan merokok ini, khususnya di Indonesia seolah-olah sudah membudaya. Hampir 50% penduduk Indonesia usia dewasa merokok. bahkan dari hasil suatu penelitian, sekitar 15% remaja kita telah merokok. inilah tantangan pendidikan kesehatan kita.
4. Tidak minum-minuman keras dan narkoba. Kebiasaan minuman keras dan mengkonsumsi narkoba (narkotik dan bahan-bahan berbahaya lainnya) juga cenderung meningkat. Sekitar 1% penduduk Indonesia dewasa diperkirakan sudah mempunyai kebiasaan minuman keras ini.
5. Istirahat cukup. dengan meningkatnya kebutuhan hidup akibat tuntutan untuk penyesuaian lingkungan modern, mengharuskan orang untuk bekerja keras dan berlebihan, sehingga kurang waktu istirahat. hal ini dapat juga membahayakan kesehatan.
6. Mengendalikan stres. Stres akan terjadi pada siapa saja, dan akibatnya bermacam-macam bagi kesehatan. Lebih-lebih sebagai akibat dari tuntutan hidup yang keras seperti diuraikan di atas. Kecenderungan stres akan meningkat pada setiap orang. stres tidak dapat kita hindari, maka yang penting agar stres tidak menyebabkan gangguan kesehatan, kita harus dapat mengendalikan atau mengelola stres dengan kegiatan-kegiatan yang positif.
7. Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan, misalnya : tidak berganti-ganti pasangan dalam hubungan seks, penyesuaian diri kita dengan lingkungan, dan sebagainya
5. Perilaku sakit (illness behavior)
Perilaku sakit ini mencakup respons seseorang terhadap sakit dan penyakit, persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang : penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit, dan sebagainya.
6. Perilaku peran sakit (the sick role behavior)
Dari segi sosiologi, orang sakit (pasien) mempunyai peran, yang mencakup hak-hak orang sakit (right) dan kewajiban sebagai orang sakit (obligation). Hak dan kewajiban ini harus diketahui oleh orang sakit sendiri maupun orang lain (terutama keluarganya), yang selanjutnya disebut perilaku peran orang sakit (the sick role). Perilaku ini mliputi :
1) Tindakan untuk memperoleh kesembuhan.
2) Mengenal / mengetahui fasilitas atau sarana pelayanan penyembuhan penyakit yang layak.
Mengetahui hak (misalnya : hak memperoleh perawatan, memperoleh pelayanan kesehatan, dsb) dan kewajiban orang sakit (memberitahukan penyakitnya kepada orang lain terutama kepada dokter/petugas kesehatan, tidak menularkan penyakit kepada orang lain, dan sebagainya)
B. BENTUK-BENTUK PERUBAHAN PERILAKU
1. Perubahan alamiah (natural change): Perubahan perilaku karena terjadi perubahan alam (lingkungan) secara alamiah.
2. Perubahan terencana (planned change): Perubahan perilaku karena memang direncanakan oleh yang bersangkutan.
3. Kesiapan berubah (Readiness to change): Perubahan perilaku karena terjadinya proses internal (readiness) pada diri yang bersangkutan, dimana proses internal ini berbeda pada setiap individu.
C. PERAN TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DALAM MERUBAH PERILAKU MASYARAKAT MENUJU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
Program promosi perilaku hidup bersih dan sehat yang biasa dikenal PHBS/Promosi Higiene merupakan pendekatan terencana untuk mencegah penyakit menular yang lain melaui pengadopsian perubahan perilaku oleh masyarakat luas. Program ini dimulai dengan apa yang diketahui, diinginkan dan dilakukan masyarakat setempat dan mengembangkan program berdasarkan informasi tersebut (Curtis V dkk, 1997; UNICEF, WHO. Bersih, Sehat dan Sejahtera).
Program promosi PHBS harus dilakukan secara profesional oleh individu dan kelompok yang mempunyai kemampuan dan komitmen terhadap kesehatan masyarakat serta memahami tentang lingkungan dan mampu melaksanakan komunikasi, edukasi dan menyampaikan informasi secara tepat dan benar yang sekarang disebut dengan promosi kesehatan. Tenaga kesehatan masyarakat diharapkan mampu mengambil bagian dalam promosi PHBS sehingga dapat melakukan perubahan perilaku masyarakat untuk hidup berdasarkan PHBS. Tenaga kesehatan masyarakat telah mempunyai bekal yang cukup untuk dikembangkan dan pada waktunya disumbangkan kepada masyarakat dimana mereka bekerja.
Dalam mewujudkan PHBS secara terencana, tepat berdasarkan situasi daerah maka diperlukan pemahaman dan tahapan sebagai berikut :
Ø Memperkenalkan kepada masyarakat gagasan dan teknik perilaku Program promosi Hygiene Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), yang merupakan pendekatan terencana untuk mencegah penyakit diare melalui pengadopsian perubahan perilaku oleh masyarakat secara meluas. Program ini dimulai dari apa yang diketahui, diinginkan, dan dilakukan masyarakat. Perencanaan suatu program promosi hygiene untuk masyarakat dilakukan berdasarkan jawaban atau pertanyaan diatas atau bekerjasama dengan pihak yang terlibat, untuk itu diperlukan pesan-pesan sederhana, positif, menarik yang dirancang untuk dikomunikasikan lewat sarana lokal seperti poster, leaflet.
Ø Mengidentifikasikan perubahan perilaku masyarakat, dalam tahap ini akan dilakukan identifikasi perilaku beresiko melalui pengamatan terstruktur. Sehingga dapat ditentukan cara pendekatan baru terhadap perbaikan hygiene sehingga diharapkan anak-anak terhindar dari lingkungan yang terkontaminasi.
Ø Memotivasi perubahan perilaku masyarakat, langkah-langkah untuk memotivikasi orang untuk mengadopsi perilaku hygiene termasuk ;
Ø Memilih beberapa perubaha perilaku yang diharapkan dapat diterapkan
Ø Mencari tahu apa yang dirasakan oleh kelompok sasaran mengenai perilaku tersebut melalui diskusi terfokus, wawancara dan melalui uji coba perilaku
Ø Membuat pesan yang tepat sehingga sasaran mau melakukan perubahan perilaku
Ø Menciptakan sebuah pesan sederhana, positif, menarik berdasarkan apa yang disukai kelompok sasaran
Ø Merancang paket komunikasi
Ø Merancang program komunikasi, pada tahap ini telah dapat menentukan perubahan perilaku dan menempatkan pesan dengan tepat dengan memadukan semua informasi yang telah dikumpulkan, selanjutnya dikomunikasikan dengan dukungan seperti audio visual (video, film), oral (radio), cetak (poster, leaflet), visual (flip charts).
Sasaran PHBS tidak hanya terbatas tentang hygiene, namun harus lebih komprehensif dan luas, mencakup perubahan lingkungan fisik, lingkungan biologi dan lingkungan sosial-budaya masyarakat sehingga tercipta lingkungan yang berwawasan kesehatan dan perubahan perilaku hidup bersih dan sehat. Lingkungan fisik seperti sanitasi dan hygiene perorangan, keluarga dan masyarakat, tersedianya air bersih, lingkungan perumahan, fasilitas mandi, cuci dan kakus (MCK) dan pembuangan sampah serta limbah. Lingkungan biologi adalah flora dan fauna. Lingkungan sosial-budaya seperti pengetahuan, sikap perilaku dan budaya setempat yang berhubungan dengan PHBS.
Perubahan terhadap lingkungan memerlukan intervensi dari tenaga kesehatan terutama Tenaga Kesehatan Masyarakat yang mempunyai kompetensi sehingga terciptanya lingkungan yang kondusif dalam Program Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang diharapkan dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan menuju masyarakat sejahtera.
Jumat, 23 Oktober 2009
Mekanisme Persalinan Normal
1. Kala I : Pembukaan Sevik –> 10 cm (lengkap)
2. Kala II : Pengeluaran janin
3. Kala III : Pengeluaran & pelepasan plasenta
4. Kala IV : dari lahirnya uri selama 1-2 jam
Kala I ( Kala Pembukaan )
Ada 2 fase
1. Fase Laten : pembukaan servik lambat 3 cm bisa 7 – 8 jam
2. Fase Aktif : ± 6 jam dibagi 3 sub fase
- periode Akselerasi : ± 2 jam 4 cm
- periode Dilatasi Maksimal : ± 2 jam 9 cm
- periode Deselerasi : ± 2 jam 10 cm
Kala II (Pengeluaran Janin)
- His terkordinir, kuat, cepat dan lebih lama
- Ada rasa mengedan seperti bab
- Pada primi : 1 ½ – 2 jam , Multi : ½ – 1 jam
Kala III (Pengeluaran Plasenta)
- Uterus teraba keras , TFU setinggi pusat
- Proses 5 – 30 menit
5-30 menit setelah bayi lahir, rahim akan berkontraksi (terasa sakit). Rasa sakit ini biasanya menandakan lepasnya plasenta dari perlekatannya di rahim.
Dalam proses persalinan ada 7 gerakanyang dikenal dengan nama 7 cardinal movements of delivery YAI
Kala IV (1-2 jam setelah pengeluaran uri)
- Pengawasan 1 – 2 jam
- Awas perdarahan post partum
- Darah <> 500 cc disebut PPH ( Post Partum Haemorrhagic )
Dalam proses persalinan ada 7 gerakanyang dikenal dengan nama 7 cardinal movements of delivery yaitu:
Engagement
Turunnya kepala bayi secara biparietal diameter biasanya wajah bayi menghadap kebagian kanan ibu
Descent
Kepala bayi masuk kedalam rongga pelvis atau disebut juga lightening. Kepala bayi mulai menyesuaikan diri (moulage, baca = moulase). Terhadap jalan lahir.
Flexion
Flexion artinya kepal bayi menekuk (menundukkan kepala, sehingga dagu nempel ke dada). Gerakan ini barenagn dengan descent, akibat adanya tahanan dari bagian lunak jalan lahir.
Internal rotation
Rotasi internal terjadi saat kepala mencapai dasar panggul, hal ini untuk mengakomodasi perubahan ukuran panggul yang mana pada dasar panggul diameter terbesar adalah depan-belakang
Extension
Setelah rotasi interna sempurna, maka selanjutnya kepala bayi akan keluar dari vagina berturut-turut kepala, muka dan dagu.
External rotation
Setelah kepala bayi diluar, maka kepala akan kembali keposisi semula menyesuaikan dengan badan yang masih berada dalam rahim
Expulsion
Selanjutnya bahu depan (bahu kanan) bayi lahir, diikuti bahu belakang (bahu kiri), badan dan kaki bayi.
Sabtu, 10 Oktober 2009
MYOMA UTERI
Myoma Uteri adalah tumbuhnya tumor jinak pada otot uterus yang biasanya disebut juga fibroma uteri.Konsestensinya padat kenyal ,batas jelas,mempunyai pseudo kapsul yang terdiri dari jaringan ikat longgar yang terdesak karena
pertumbuhan sarang myoma
Menurut letaknya myoma dapat dibagi sebagai berikut:
a.myoma submukosum
b.myoma intramural
c.myoma subserosum
Perihal penyebab pasti myoma uteri belum diketahui secara jelas,namun myoma uteri sering didapati pada wanita nulipara atau kurang subur.Gejala-gejala myoma uteri antara lain:
- Perdarahan abnormal: hiperminorea,menoragea,metroragea.
- Rasa nyeri
- poliuri atau retensio urine
- terjadinya abortus dan infertilitas.
- Degenerasi ganas,myoma uteri cepat membesar dan pembesaran sarang myoma dalam menopase merupakan salah satu kecurigaan degenerasi ganas.Dimana myoma uteri sudah menjadi leiomirosarkoma ditemukan hanya 0,32-0,6% dari seluruh myoma serta merupakan 50-75% dari semua sarkoma uterus.
- Torsi yaitu timbulnya sirkulasi akut sehingga mengalami nekrosis,sehingga terjadi sindrom abdomen akut
- Nekrosis dan infeksi terjadi karenagangguan sirkulasi darah,misalnya pada myoma yang dilahirkan sehingga terjadi perdarahan berupa metroragia atau menoragia disertai leokore.
Dalam kasus myoma uteri dapat dilakukan pengobatan operatif dengan cara miomektomi yaitu pengambilan sarang myoma tanpa pengangkatan uterus,tindakan ini dapat dilakukan misalnya pada myoma submukosum.Sedangkan pada myomgeburt dengan cara ekstirpasi lewat vagina,apabila miomektomi ini dikerjakan karena keinginan mempunyai anak maka kemungkinan akan terjadi kehamilan adalah 30-50%.Perlu disadari 25-35% dari penderita tersebut akan melakukan histerektomi(pengangkatan uterus)yang umumnya merupakan tindakan terpilih.
Sabtu, 03 Oktober 2009
Sejarah Promosi Kesehatan
Tugas Mata Kuliah Promosi Kesehatan
Rujukan
Pusat Promosi Kesehatan Dep.Kes RI .
(http//www.promosikesehatan.com)
Mula-mula Belanda untuk kepentingan mereka sendiri,membentuk jawatan kesehatan tentara (Militair Geneeskundige Diens)pada tahun1808.Itu terjadi pada pemerintahan Gubernur Jendral H.W.Deandels ,pada permulaannya perhatian hanyaditunjukan pada kelompok masyarakat penjajah(Belanda)sendiri beserta anggota tentaranya yang juga meliputi orang pribumi.Sedangkan usaha untuk mempertinggi kesehata rakyat secara keseluruhan baru dinyatakan secara tegas dengan dibentuknya jawatan/Dinas Kesehatan Rakyat tahun 1925,sedangkan pelayanan kesehatan yang mula-mula dilakukan adalah pengobatan dan perawatan(upaya kuratif)melalui RS Tentara.Pada saat itu banyak penyakit timbul karena pola hidup tidak bersih dan tidak sehat,diantaranya yang paling sering terjadi adalah wabah malaria,kolera,sampar,dan cacar.
Dengan adanya wabah kolera,pada tahun 1911 di Batavia dibentuk badan yang diberi nama "Hygien Commissie"yang kegiatannya berupa pemberian vaksinasi,menyediaan air minum,danmenganjurkan memasak air untuk diminum,usaha ini dirintis oleh Dr.W.Th. De Vogel.Pada tahun 1924 oleh pemerintah Belanda dibentuk Dinas Higiene,kegiatan pertamanya berupa pemberantasan cacing tambang di daerah Banten dengan cara mendorong rakyat untuk membuat kakus/jamban sederhana dan mempergunakannya.Lambat laun pemberantasan cacing tambang tumbuh menjadi apa yang dinamakan "Medisch Hygienische propaganda"
Baru pada tahun 1933 dapat dimulai organisasi hygiene tersendiri,dalam bentuk percontohan Dinas Kesehatan Kabupaten di Purwokerto.Dinas ini terpisah dari Dinas kuratif tetapi pelaksanaannya bekerja sama erat,pada tahun1924-1939 Dr.John Lee Hydrick dari Rocckefeller foundation(Amerika)memimpi pemberantasan cacing tambang dengan menitik beratkan pendidikan kesehatan pada masyarakat.Ia meangkat pendidikan kesehatan rakyat dengan mengadakan penelitian operasional tentang lingkup penderita cacing tambang di Banyumas,sebagai pelaksana kegiatan pendidikan kesehatan dalam bidang hygiene dan sanitasi seorang dokter pribumi bernama Dr.Soemedi kemudian mendirikan sekolah juru hygiene di Purwokerto.Usaha ini kemudian dilanjutkan oleh Dr.R.Mochtar yang kemudian menjabat sebagai Kepala Bagian Pendidikan Kesehatan Rakyat(Medisch Hygienische Propaganda Dienst).
Dengan berkembangnya waktu dan keadaan, sekitar akhir tahun 1980-an dan awal 1990-an lahir suatu konsep pemikiran tentang profesionalisme tenaga birokrasi pemerintahan melalui jabatan fungsional. Artinya untuk meningkatkan pelayanan publik, struktur yang ada sekarang sudah tidak memadai lagi dan harus didukung oleh tenaga fungsional yang bermakna professional yang menguasai ilmu dan teknologi profesi yang bersangkutan dan terampil melaksanakannya.
Untuk mengembangkan program PKM jelas diperlukan jabatan fungsional PKM disamping tentunya tenaga jabatan struktural yang sudah ada di berbagai tingkatan administratif. Pada waktu itu di lingkungan kesehatan sendiri baru dibentuk beberapa tenaga jabatan fungsional seperti dokter, dokter gigi dan perawat. Lalu diikuti dengan tenaga professional yang bersifat umum seperti penata komputer, pustakawan, arsiparis, dll. Sedangkan di lingkungan pertanian misalnya dibentuk penyuluh pertanian, penyuluh perikanan, kehutanan dan lain-lain.
Pada tahun 2004 oleh Menteri Kesehatan (Dr. Achmad Sujudi) ditetapkanlah Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang baru, sebagai pengganti SKN lama (tahun 1982). SKN baru ini dimaksudkan antara lain untuk mempertegas makna pembangunan kesehatan dalam rangka pemenuhan hak asasi manusia dan memperjelas penyelenggaraan pembangunan kesehatan sesuai visi dan misinya.
Disebutkan bahwa SKN adalah suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya Bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung, guna menjamin derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945. Sedangkan pada hakekatnya SKN adalah juga merupakan wujud dan sekaligus metode penyelenggaraan pembangunan kesehatan, yang memadukan berbagai upaya Bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna menjamin tujuan pembangunan kesehatan. Sedangkan tujuannya adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua potensi bangsa, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Apa kaitannya dengan Promosi Kesehatan? Dalam SKN tersebut disebutkan adanya 7 prinsip dasar. Prinsip ke 4 adalah Prinsip Pemberdayaan dan Kemandirian Masyarakat, dan prinsip ke 5 adalah Prinsip Kemitraan. Tanpa mengurangi arti upaya kesehatan lainnya, kedua prinsip tersebut sangat erat kaitannya dengan ruang lingkup upaya promosi kesehatan. Selain itu SKN ini terdiri 6 subsistem, salah satunya adalah; Subsistem Pemberdayaan Masyarakat. Disebutkan bahwa Subsistem pemberdayaan masyarakat adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya perorangan, kelompok dan masyarakat umum di bidang kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Sedangkan tujuannya adalah terselenggaranya upaya pelayanan, advokasi dan pengawasan sosial oleh perorangan, kelompok dan masyarakat di bidang kesehatan dsn seterusnya. Subsistem Pemberdayaan Masyarakat dengan segala uraiannya itu tentu saja merupakan ranah (domein) Promosi Kesehatan. Organisasi internasional yang menangani pendidikan dan promosi kesehatan disebut International Union for Health Promotion and Education (IUHPE) yang pengurusnya berkedudukan di Paris
Dengan adanya wabah kolera,pada tahun 1911 di Batavia dibentuk badan yang diberi nama "Hygien Commissie"yang kegiatannya berupa pemberian vaksinasi,menyediaan air minum,danmenganjurkan memasak air untuk diminum,usaha ini dirintis oleh Dr.W.Th. De Vogel.Pada tahun 1924 oleh pemerintah Belanda dibentuk Dinas Higiene,kegiatan pertamanya berupa pemberantasan cacing tambang di daerah Banten dengan cara mendorong rakyat untuk membuat kakus/jamban sederhana dan mempergunakannya.Lambat laun pemberantasan cacing tambang tumbuh menjadi apa yang dinamakan "Medisch Hygienische propaganda"
Baru pada tahun 1933 dapat dimulai organisasi hygiene tersendiri,dalam bentuk percontohan Dinas Kesehatan Kabupaten di Purwokerto.Dinas ini terpisah dari Dinas kuratif tetapi pelaksanaannya bekerja sama erat,pada tahun1924-1939 Dr.John Lee Hydrick dari Rocckefeller foundation(Amerika)memimpi pemberantasan cacing tambang dengan menitik beratkan pendidikan kesehatan pada masyarakat.Ia meangkat pendidikan kesehatan rakyat dengan mengadakan penelitian operasional tentang lingkup penderita cacing tambang di Banyumas,sebagai pelaksana kegiatan pendidikan kesehatan dalam bidang hygiene dan sanitasi seorang dokter pribumi bernama Dr.Soemedi kemudian mendirikan sekolah juru hygiene di Purwokerto.Usaha ini kemudian dilanjutkan oleh Dr.R.Mochtar yang kemudian menjabat sebagai Kepala Bagian Pendidikan Kesehatan Rakyat(Medisch Hygienische Propaganda Dienst).
Dengan berkembangnya waktu dan keadaan, sekitar akhir tahun 1980-an dan awal 1990-an lahir suatu konsep pemikiran tentang profesionalisme tenaga birokrasi pemerintahan melalui jabatan fungsional. Artinya untuk meningkatkan pelayanan publik, struktur yang ada sekarang sudah tidak memadai lagi dan harus didukung oleh tenaga fungsional yang bermakna professional yang menguasai ilmu dan teknologi profesi yang bersangkutan dan terampil melaksanakannya.
Untuk mengembangkan program PKM jelas diperlukan jabatan fungsional PKM disamping tentunya tenaga jabatan struktural yang sudah ada di berbagai tingkatan administratif. Pada waktu itu di lingkungan kesehatan sendiri baru dibentuk beberapa tenaga jabatan fungsional seperti dokter, dokter gigi dan perawat. Lalu diikuti dengan tenaga professional yang bersifat umum seperti penata komputer, pustakawan, arsiparis, dll. Sedangkan di lingkungan pertanian misalnya dibentuk penyuluh pertanian, penyuluh perikanan, kehutanan dan lain-lain.
Pada tahun 2004 oleh Menteri Kesehatan (Dr. Achmad Sujudi) ditetapkanlah Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang baru, sebagai pengganti SKN lama (tahun 1982). SKN baru ini dimaksudkan antara lain untuk mempertegas makna pembangunan kesehatan dalam rangka pemenuhan hak asasi manusia dan memperjelas penyelenggaraan pembangunan kesehatan sesuai visi dan misinya.
Disebutkan bahwa SKN adalah suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya Bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung, guna menjamin derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945. Sedangkan pada hakekatnya SKN adalah juga merupakan wujud dan sekaligus metode penyelenggaraan pembangunan kesehatan, yang memadukan berbagai upaya Bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna menjamin tujuan pembangunan kesehatan. Sedangkan tujuannya adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua potensi bangsa, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Apa kaitannya dengan Promosi Kesehatan? Dalam SKN tersebut disebutkan adanya 7 prinsip dasar. Prinsip ke 4 adalah Prinsip Pemberdayaan dan Kemandirian Masyarakat, dan prinsip ke 5 adalah Prinsip Kemitraan. Tanpa mengurangi arti upaya kesehatan lainnya, kedua prinsip tersebut sangat erat kaitannya dengan ruang lingkup upaya promosi kesehatan. Selain itu SKN ini terdiri 6 subsistem, salah satunya adalah; Subsistem Pemberdayaan Masyarakat. Disebutkan bahwa Subsistem pemberdayaan masyarakat adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya perorangan, kelompok dan masyarakat umum di bidang kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Sedangkan tujuannya adalah terselenggaranya upaya pelayanan, advokasi dan pengawasan sosial oleh perorangan, kelompok dan masyarakat di bidang kesehatan dsn seterusnya. Subsistem Pemberdayaan Masyarakat dengan segala uraiannya itu tentu saja merupakan ranah (domein) Promosi Kesehatan. Organisasi internasional yang menangani pendidikan dan promosi kesehatan disebut International Union for Health Promotion and Education (IUHPE) yang pengurusnya berkedudukan di Paris
Rujukan
Pusat Promosi Kesehatan Dep.Kes RI .
(http//www.promosikesehatan.com)
Banjarmasin,3 Oktober 2009
Sabtu, 29 Agustus 2009
Libur Semester
Akhirnya bisa juga menikmati libur semester setelah satu semester penuh bergelut dengan kegiatan kuliah yang lumayan padat tahapan UAS yang cukup menegangkan,mulai dari mata kuliah Biologi Reproduksi,Psikologi,ASKEB I,Biokimia,Mikrobiologi,Kominikasi dan Konseling ,Bahasa Inggris,Obstetri,Kesehatan Reproduksi,dan serangkaian ujian praktikum yang bisa di bilang cukup menguras pikiran.Jadi ingat waktu ujian dulu kondisi ku lagi tidak fit tepat satu hari setelah ujian selesai aku harus dilarikan ke rumah sakit lantaran terserang Gastritis,untungnya aku tidak harus dirawat inap bagiku beberapa jam saja di IGD sudah cukup ternyata sakit memang sangat tidak enak
Banjarmasin,30 Agustus 2009
Kamis, 27 Agustus 2009
Akhirnya Selesai Juga
Akhirnya selesai juga urusan akademik ku,mulai dari mengambil dan mengisi KRS,mengambil KHS & KKS,minta tanda tangan dosen PA,sampai dengan mengembalikannya ke bagian akademik.Tapi syukurlah semua berjalan lancar jadi aku bisa liburan semester dengan tenang,tapi berbicara tentang libur libur semester ini bertepatan dengan bulan ramadhan.Jarang-jarang lo bulan ramadhan bisa libur lumayan lama.
Banjarmasin,28 Agustus 2009
Rabu, 26 Agustus 2009
Welcome
Akhirnya berhasil juga bikin blog ditengah-tegah kesibukan kuliah.Disini saya akan mencoba menuliskan apa yang saya pikirkan,
akhir kata diucapkan terima kasih (^_^)
Langganan:
Postingan (Atom)